Senin, 10 Februari 2014

Tips Mudah Menjawab Soal-soal Ujian Nasional

         Hai teman-teman :D Ngomong-ngomong bentar lagi mau UN nihhh :O WOOOW siap gak nih? Siap gak siap harus siap dooong ^^ hehehe....
         Okay deh, di sini saya mau berbagi tips buat ngejawab soal-soal Ujian Nasional dengan mudah ;).
         Berikut tips-tips dalam menjawab soal-soal Ujian Nasional :
1. Kenali, pahami, dan mencoba soal-soal UN dalam buku yang kamu punya;
2. Rajin Belajar;
3. Disiplin waktu;
4. Berdoa sebelum memulai UN
5. Kerjakan soal-soal UN dengan cermat dan teliti
         Finishhhh !!!!! ^.^ akhirnya tips-tips nya selesai juga ditulis, semoga bermanfaat ya buat kalian semua. Bye bye.......

Jumat, 07 Februari 2014

2 CINTA DIANTARA 1 HATI

Hari ini adalah hari Senin. Keyla sedang siap-siap untuk berangkat ke SMA KHARISMA sekolahnya. Dia sedang menyiapkan atribut sekolah yang lengkap karena hari ini jadwal upacara bendera. Dan Key lupa dimana dia menyimpan topinya terakhir kali.
“Mah? Topi Key dimana?”
“Cari dong Key! Mama lagi sibuk nih. Mama kan pernah bilang, kalau simpen apa-apa itu jangan sembarangan.”
“Iya-iya.”
“Udah ketemu belum?”
“Udah kok. Key berangkat ya, Ma! Bye.”
“Hati-hati, Key! Ada yang ketinggalan lagi gak?”
“Enggak, enggak, Mah!”
                Sesampainya di sekolah, Key harus segera menaruh tas, karena hari ini dia ditugaskan untuk membereskan sound system. Kebetulan di sekolahnya Key mengikuti sebuah organisasi yang biasa disebut dengan OSIS. Tapi sayangnya Key tidak terlalu aktif karena dia bukan termasuk anak yang rajin.. Di rumahnya pun dia tidak pernah punya pekerjaan selain tidur dan belajar. Belajar pun itu harus ada instruksi dari sang mama. Bila mamanya tak peduli, tidak akan dia colek buku sedikit pun.
                Setelah selesai membereskan sound system, Key langsung merapat ke barisan dan membantu temannya berbaris. Kalau ada yang menyuruh, Key bias dibilang cukup membantu meringankan pekerjaan. Hanya saja orang yang menyuruhnya akan merasa bosan, dan sebagainya.
                Key bisa dikategorikan ke dalam anak yang pendiam dan tidak memiliki sifat aneh seperti perempuan lain. Key adalah anak perempuan yang selalu bersikap apa adanya. Kadang dia berkata “Gue ya gue. Dan inilah gue.” Seperti saat upacara bendera berlangsung, dari pada harus mengobrol yang tidak bermanfaat dia lebih baik menunduk dan mendengarkan pesan-pesan yang disampaikan gurunya saat upacara. Walaupun dia membenci semua itu.
                Tak lama akhirnya upacara selesai. Key langsung melangkah cepat alias berlari kea rah kelasnya karena hari ini pelajaran IPS. IPS adalah pelajaran yang paling dibencinya. Apa lagi Key sangat tidak menyukai guru mata pelajaran ini.  Sita namanya. Namun apa boleh buat, kalau Key harus selalu membolos, bisa-bisa dia tidak lulus.
                Saat waktu istirahat, Key lebih memilih diam di halaman sekolah tanpa jajan, tanpa makanan sedikitpun. Key memang tidak pintar, namun dia cerdas. Apa yang dia pikirkan, selalu langsung dikerjakannya sendiri. Seperti halnya sekarang. Dia berfikir untuk membuat cerpen, dan langsung melaksanakannya. Dari pada harus jajan seperti temannya yang lain.
“Key? Lo serius banget. Kagak jajan? Atau lo gak dibekelin?”  Tanya Yuan teman laki-laki sekelasnya.
“Gak.”
“Jutek banget. Lagi ada masalah? Cerita dong, Key!”
“Udah mau masuk, ke kelas aja yuk!”
“Ah Keyla. Kebiasaan nih. Ya udah deh ayuk !”
                Di kehidupannya, ada 3 orang laki-laki yang mengejarnya. Semuanya selalu bersaing sehat, bahkan setiap hari. Raga, Yuan, dan Nomi. Yuan adalah teman laki-laki sekelasnya dan umurnya sebaya dengan Key. Raga adalah kakak kelas sekaligus kakak ketua OSIS di SMAnya yang umurnya berbeda tiga tahun dengan Keyla. Dan Nomi, dia adalah sahabat kecil Keyla yang tidak terlalu akrab, serta Nomi mengenal Yuan dan Raga.
                Saat pulang sekolah, mereka bertiga berebut ingin mengantarkan Key pulang ke rumahnya. Suasana ini yang paling dibenci Key. Sikap mereka yang selalu kekanak-kanakan membuat Key pusing. Kali ini Key sepertinya mengambil keputusan yang tepat untuk tidak ikut dengan salah satu diantara mereka bertiga. Dia lebih memilih naik angkot walaupun sebenarnya Key agak sedikit alergi dengan aroma aneh pada angkot.
“Mama? Key pulang nih.”
“Cepet masuk, Key! Ganti baju, terus makan. Mama udah masakan makanan kesukaan kamu tuh. Dihabisin lho!”
“Tumben. Emang mama mau kemana sih? Sibuk banget perasaan.”
“Mama mau ke acara syukurannya Mbak Nana dulu.”
“Ya udah, pulangnya bawa yang ada di sana ya!”
“Iya.”
                Saat-saat seperti ini yang Keyla nantikan. Bisa tidur nyenyak dalam jangka waktu yang lama dan tanpa ocehan sang mama. Karena biasanya, baru saja mata Key tertutup sudah dikagetkan lagi dengan teriakan kencang mama untuk menyuruh Key belajar.
                Tak terasa mama Key sudah lama pergi dan akhirnya pulang. Mama Key ingat, apabila dirinya terlalu lama di tempat acara, bisa-bisa anak sematawayangnya itu tidak akan belajar. Saat di rumah terlihat Key sedang tidur dengan buku tertutup di atas mukanya. Mama yang cerdik, tidak bisa di bodoh-bodohi. Dirinya tau, bahwa ini hanya trik Keyla supaya hari ini dia tidak belajar.
                Mama Key mengambil air dan dicipratkan ke wajah putrinya. Keyla otomatis kaget dan langsung bangun. Didepannya sudah terdapat banyak buku mata pelajaran besok untuk dipelajarinya. Terpaksa Key harus belajar sekarang.
                Karena lelah telah membaca banyak buku mata pelajaran yang sebenarnya dia tidak suka hal seperti ini Keyla tertidur kembali. Sang mama mengontrol Key ke kamar takut-takut putrinya tidak belajar. Dan dugaannya benar, terlihat Key sudah tertidur lelap sekali. Kali ini mama memberikan kesempatan Key untuk tidur. Karena kasihan melihat anak sematawayangnya ini, mama Key langsung menutupi sebagian badannya dengan selimut dan membereskan buku pelajaran Key.
“Keyla? Ayo bangun. Hari ini kan kamu ada ulangan.”
“Kok mama tau sih? Bentar ya, Ma! Lima menit lagi deh.”
“Udah ayo cepet bangun. Mama tunggu di bawah. Sepuluh menit belum keluar, gak ada uang jajan hari ini. Sekalian beresin tempat tidur. Huuu, perawan kok lelet sih.”
“Iya-iya.”
“Udah cepetan! Iya-iya mukanya masih ditutupin bantal. Cepet mandi, turun terus sarapan!”
“Hemmm…”
                Setelah selesai mandi, Keyla langsung turun untuk sarapan dan langsung berangkat. Saat di depan gerbang kompleks Key kaget karena melihat Raga yang sedang menunggunya.
(Tuh anak ngapain sih di sini? Aduh, gue harus gimana? Mau kabur susah. Bodo ah) Gerutunya sambil berjalan.
“Key?” Teriak Raga.
“Raga? Ngapain lo di sini?”
“Mau jemput lo lah. Ayo buruan naik! Nanti lo kesiangan lagi kayak kemarin.”
“Sok peduli. Kagak ah. Mending gue jalan kaki aja. Itung-itung sekalian olah raga pagi dari pada harus ikut sama lo :p”
“Bener? Ya udah, gue duluan ya! Selamat menikmati suasana pagi. Bye cantik.”
(Tapi kalau dipikir-pikir sih lumayan tumpangan gratis) “Raga, Raga? Tungguin, gue gak jadi jalan deh.”
“Makanya kalau dibilangin itu nurut.”
“Iya.”
                Selama di perjalanan, di dalam mobil Raga tampak hening. Keduanya tak ada yang mau memecahkan keheningan itu. Raga sibuk dengan setirannya. Dan Keyla sibuk dengan buku pelajaran yang dibacanya untuk ulangan hari ini.
“Thanks ya, Ga J”
“Iya sama-sama. Kalau lo mau, nanti pulangnya gue tungguin juga deh.”
“Gak, gak, gak! Gue mau ke took buku dulu soalnya.”
“Tenang gue anterin. Udah ya gue mau marikirn mobil dulu. Bye.”
“Raga, Raga? Tapi gue mau naik angkot aja! Raga?” (Ahelah, tu bocah ngeyel amat sih. Hmm, tapi gak apa-apa deh. Lumayan buat tumpangan. Jadi hari ini uang gue selamat. Hahaha)
                Saat istirahat, seperti biasa, Keyla lebih memilih untuk diam di kelas dan mengisi buku hariannya dengan karya-karya tulisnya yang sudah lumayan banyak. Dan, saking konsentrasi dengan buku hariannya Key tidak sadar bahwa Yuan datang.
“Dor! Serius banget. Gak ke kantin lo? Ehmmm, atau diet?”
“Kagak, gue udah kurus. Nanti tambah kurus lagi kalau gue diet. Uang sih ada. Tapi gue males ke kantin. Kalau lo mau ke sana ya silahkan. Dan sekalian nih, gue nitip beliin jus yak! Hehe.”
“Iya sini gue beliin. Jus apa?”
“Jeruk aja. Biar seger. Eh An? Thank’s ya!”
“Iya sama-sama.”
                Di sekolahnya, Yuan memiliki banyak penggemar sehingga sulit untuk dirinya bergerak bebas seperti anak lain di sekolah. Banyak siswa SMA KHARISMA mengatakan bahwa Yuan mirip dengan Vino G. Bastian. Walaupun sebenarnya sedikit berbeda. Entahlah, cinta Yuan tetap hanya untuk Keyla seorang.
                Rencananya pulang sekolah ini Yuan ingin segera mengungkapkan perasaan yang sekian lama dipendamnya kepada Keyla. Alasannya ingin cepat mengungkapkan rasa karena takut didahului oleh Raga dan Nomi. Sebenarnya Yuan belum terlalu yakin dengan jawaban Keyla nanti. Tapi apa boleh buat, kalau dinanti-nanti, bisa-bisa keburu diambil orang lain.
“Key? Pulang bareng gue yuk!”
“Yah, gue udah ada janji sama Raga, An. Emang lo mau ngapain? Terus tumben ngajak gue pulang bareng.”
“Raga ketua OSIS itu? Sebentar doang deh. Ya! Please Key.”
“Iya. Ya udah ayok! Dimana? Masa mau di sini.”
“Di tempat duduk itu yuk!”
                Sebenarnya hati Key bertanya-tanya. Apa yang akan Yuan bicarakan? Kenapa tampaknya serius sekali? Entahlah, Key tidak ingin ambil pusing. Namun, jantung Key seperti berhenti saat Yuan mentapnya dalam-dalam sambil menggenggam tangannya.
“Key, sebenernya gue udah lama banget nyimpen perasaan ini ke lo. Tapi gue baru berani ngungkapinnya sekarang dan waktu yg tepatnya juga baru sekarang.”
“Ya udah buruan! Jadi intinya lo mau ngomong apa nih ke gue?”
“Gue suka sama lo. Gue cinta sama lo. Gue saying sama lo Keyla. Lo mau gak jadi pacar gue?”
(Tuhan, gue mimpi gak sih? Gue harus jawab apa nih?) “Ng . . .???”
“Kalau lo belum bisa jawab sekarang gak masalah kok. Gue bakalan nungguin itu jawaban sampai kapan pun.”
“Thank’s ya, An. Lo udah mau ngerti. Aduh, gue ka nada janji ama si Raga. Eh maaf y ague gak bisa lama-lama. Bye!”
                Di depan pos keamanan sekolah, Raga menyuruh Key untuk menunggunya di sana. Tapi saat Raga datang, belum Nampak Key berdiri di sana. Pos itu terlihat sepi.
“???” (Key mana sih? Jangan-jangan gue ditinggalin). Kesalnya sambil menendang ban mobil walaupun sebenarnya sakit.
“Hiuh. Ga? Maaf gue telat.”
“Abis dari mana lo? Sampe ngos-ngosan begitu. Mau minum gak?”
“Mau tau aja :p gak ah, makasih. Eh, jadi gak anter gue beli buku?”
“Iya jadi. Buru naik. Panas.”
“Lama ya nungguin gue? Hahaha. Kirain gue lo ninggalin.”
“Enggak kok.”
“Eis, biasa aja napa. Lo marah? Kata mama gue, kalau orang marahan itu cepet tuanya.”
“Siapa lagi yang marah :p wle. Gue cuma sekedar kesel. Abis lo gak mau ngasih tau gue sih. Jelas marah lah. Lo kan tanggung jawab gue.”
“Hahaha. Raga, Raga. Lo kayak anak kecil aja. Marah mulutnya kagak usah ikut monyong juga kali. Kayak bebek. Hahaha. Aduh sakit perut gue jadinya. Tar dulu, tadi lo bilang apa? Gue tanggungjawab lo? Ngimpi lo. Yang tanggungjawab soal gue ya mama sama papa gue lah.”
“Gue serius Keyla. Malah bercanda.”
“Gue dua rius :p. Eh, minggu depan lo UAN ya? Oiya, ngomong-ngomong si Nomi kemana ya? Kok gue jarang liat.”
“Iya bentar lagi gue UAN. Doain ya biar gue lulus. Kalau gue udah lulus nanti kan gue otomatis jadi manager tuh di perusahaan papa gue, terus gue langsung deh ngelamar lo.”
“Woy! Gue nanya Nomi. Malah ngomongin yang kagak penting. Lagian kalau mau becanda yang lucuan dikit napa. Kecil-kecil udah ngomongin kawin.”
“Si Nomi baik. Dia juga sama kayak gue. Bentar lagi UAN. Lagian gue lagi gak becanda. Gue SERIUS.”
“Oh.”
                Tak terasa lama di perjalanan, ternyata mereka telah membicarakan banyak hal sampai-sampai membicarakan kabar Nomi. Ada isu yang sampai ke telinga Keyla bahwa Nomi akan melamarnya seperti halnya Raga ketika lulus nanti. Keyla pusing memikirkan ini semua. Raga, Yuan, dan Nomi. Entah dia harus memilih yang mana.
                Hari ke hari akhirnya berlalu. Kali ini Key banyak menghabiskan waktunya bersama 3 laki-laki yang menyukainya itu. Dan Key sadar bahwa dia belum menjawab pertanyaan dari Yuan.
                Mala mini adalah malam minggu. Yuan mengajak Key untuk pergi ke sebuah acara pameran foto, sekaligus menanyakan jawaban dari pertanyaannya yang diajukan beberapa bulan yang lalu. Key. . . Siap tidak siap, dia harus menyatakan perasaannya selama ini pada Yuan.
“ Permisi!”
“Maaf, ini siapa ya?” Jawab mama Key yang kebetulan membukakan pintu rumahnya. “Kok saya baru liat ya?”
“Ini Yuan tante, Key nya ada?”
“Ada,ada. Ayo sini masuk dulu. Sebentar ya tante panggilin dulu Kaylanya. Oiya, ini temennya Key yang mana? Maaf tante gak sempet ngapalin satu persatu. Key itu temennya banyak, dek.”
“Saya temen satu kelasnya tante.”
“Oh, ya udah. Tante ke belakang dulu ya. Tuh Key nya udah dateng.”
“Iya tante.”
                Berbincang sedikit dengan mama Kayla, Yuan merasakan hal yang biasa saja. Karena mama Key termasuk ibu yang baik. Tidak seperti mama, mama mantan pacarnya dulu.
“Hei. . . Lo udah lama di sini?”
“Baru kok. Mama lo asyik juga.”
“Hahaha. . . Iya. Maaf lama. Tadi gue nyari baju yang pas. Masa ikut sama lo pake baju jelek.”
“Ya ampun, Kayla. Santai aja kali sama gue mah.”
“Ya udah kelamaan. Yuk berangkat!”
“Ya udah yuk. Eh, lo gak pamit dulu sama mama lo?”
“Oiya, gue lupa. Maaa. . . Key berangkat ya!”
“Iya, hati-hati ya, Key! Jangan pulang lebih dari jam 12.”
“Iya.”
                Mereka berdua berangkat menuju pameran foto. Mereka pergi ke sana menggunakan motor besar yang dimiliki Yuan. Key sudah bisa membaca, setibanya di sana pasti Yuan menagih jawabannya.
“An? Gue tau kok, lo bawa gue ke sini sekalian mau tau apa jawaban gue kan?”
“Yaaa, gak tertuju sama itu juga sih, Key. Kalau lo belum siap juga gak apa-apa. Gue tungguin kok.”
“An? Coba aja gue punya rasa yang sama kayak lo. Pasti enak. Gue beruntung banget bisa disukain ama cowok secakep lo. Sayangnya gue gak punya perasaan itu. Setelah gue coba buat saying sama lo bukan sebagai sahabat, ternyata itu susah. Gue punya rasa saying ini, tapi Cuma sebagai sahabat. Gue minta maaf banget sama lo. Selama ini lo udah sabar nunggu jawaban gue. Tapi, apa balesan gue? Gue nyia-nyiain lo begitu aja. Sekali lagi gue minta maaf ya, An. Sekarang terserah lo, lo mau jadiin gue sahabat lo atau musuh lo gue siap kok.”
“Hahaha. . . Gak usah tegang juga kali mukanya, Key. Kayak orang mau diapain aja. Gue gak akan pernah marah sedikitpun sama lo. Cukup jadi sahabat aja udah berharga banget buat gue. Eh, janjikan kita bakalan jadi sahabat selamanya?” Sambil menyodorkan jari kelingkingnya.
“Huft -_-. . . Gak udah ketawa. Iya, janji J.” Balasnya menyodorkan kelingkingnya.
                Setelah lama di pameran foto, akhirnya waktu menunjukkan pukul 11 malam. Key harus segera pulang karena dia hanya diberi waktu sampai sebelum pukul 12 malam oleh mamanya. Yuan pun langsung berlari mengambil motor besarnya dan membawa Kayla pulang ke rumahnya.
“Thanks ya, Ga!”
“Ga?”
“Eh, eh maaf. Ya udah bye!” Aduh, ni otak kok tiba-tiba kebayang si Raga ya? Ah apaan sih. Rajin banget gue mikirin tu bocah.
“Tring. . . Tring. . . Tring. . .” Bunyi handphone Key bordering.
                Hah? Raga? Ngapain ni bocah malem-malem sms. Tumben amet perasaan. Aduh, bales gak ya? Bales aja, deh. Kesian. Entar nangis lagi, gue suruh tanggung jawab.
Û    Malem, Key J
Û    Ngapain lo malem-malem sms gue? :p
Û    Kangen aja :D
Û    Gaya lo pake kangen-kangenan segala.
Û    Besok anter gue ke perpus yuk!
Û    Jadi lo sms gue ada maunye? Gak ah. Sendiri aja sonoh :p
Û    Dih, GR banget lo. Ya, itu sih kalau lo mau aja.
Padahal tadinya dari perpus lo mau gue ajak makan.
J
Û    Ya udah besok jemput gue ke rumah.
Û    Ok ;) Bye preity girl :* Muach muach.
Û    Bye :p
                Nih anak kagak beres ya. Hmmm. . . Tapi kalau di piker-pikir deket Raga kok rasanya nyamaaaaan banget. Terus, kalau gue liat dia sama cewek lain kayaknya gue gak rela gimana gitu. Ahh, apaan sih? Sadar-sadar. Jelas-jelas ada Yuan yang segitu kecenya aja gue tolak. Masa ini cuma si Raga gue suka sih. Ah. . . nggak nggak. Tidur ah, rumet ni otak mikirin dia.
“Loh, Key? Tumben jam segini belum tidur?”
“Tau ni, Ma. Tumben banget mata Key bisa meloto sampe malem. Eh tapi, Ma, lama-lama ngantuk juga. Hoaaam, Key tidur ya. Bye mama!”
“Night, Key. Lampu mama matiin ya. Muah.” Sambil mengecup kening Key.
                Pagi ini Key bangun jam 9. Sepertinya dia lupa bahwa dia mempunyai janji untuk mengantar Raga ke perpus. Tnapa di sangka, Raga sudah menunggunya dari tadi di ruang tamu sambil berbincang dengan mama Kayla.
“Key, ayo dong sini. Ada Raga ni. Mama mau ke pasar dulu. Nak Raga, tante tinggal dulu ya. Ceritanya nanti kita sambung lagi kapan-kapan. Kalau mau ngajak dia pergi ya silahkan. Semalem juga dia habis pergi sama temennya. Key cepet!”
“Iya, tante.” Jawab Raga.
                Entah karena Key baru bangun tidur atau apa, dia merasa seperti di alam mimpi. Setelah melihat Raga, baru dia sadar. Awalnya, Key sempat terkejut. Namun, dia ingat, bahwa hari ini dia telah berjanji pada Raga untuk menemaninya ke perpus.
“Hoam. . . Masih pagi gini lo udah dateng?”
“Kan gue kemarin bilangnya jam 8 Kayla!”
“Oh gitu ya. Tau ah gue lupa. Gue mandi dulu ya. Jangan protes kalau lama.”
“Iye. Cepet sana! Dandan yang cantik.”
                Di kamarnya Kayla bingung harus memakai baju yang mana. Rasanya saat akan pergi bersama Yuan, dia tidak sibuk mencari baju yang paling bagus seperti ini.
                Dirinya merasa aneh. Kadang saat bersama Raga sering berdebar kencang jantungnya. Apa lagi saat-saat Raga menatap matanya dalam-dalam.
“Udah ni. Yuk cabut!”
“Lammm. . .” Pembicaraannya terputus seketika.
“Sssstttt, gue bilang jangan protes.” Sambil meletakkan jari telunjuknya yang indah itu di mulut Raga. Tuhan, masalah apa lagi yang terjadi sama jantung gue. Mudah-mudahan Raga budek.
“Eh, tangan lo banyak kumannya gak nih? Enak banget maen tempel aja di mulut gue.”
“Ye, enggak lah. Enak aja. Gue mandi bersih nih. Lagian kayak mulut lo cakep aja si :p.”
“Mulut gue tuh seksi tau.”
“Yehelah, mulut kayak bibir soang aja SOK banget. Udah ah, jadi kagak ni dianterinnya? Kalau kagak gue mau tidur lagi ni.”
“Iya. Pake marah segala. Yuk, yuk!” Sambil menarik tangan Kayla.
                Dari sejak awal kenal Raga, perasaan dan jantung Kayla selalu terasa aneh dan tak karuan. Rasa nyaman dan jantungnya yang kadang bermasalah apabila dekat Raga membuatnya jengkel.
“Semalem lo darimana?” Tanya Raga memulai awal pembicaraannya saat di mobil.
“Kok lo tau? Wah jangan-jangan lo ngikutin gue ya?”
“Kagak! Ngapain gue ngikutin lo. Rajin banget. Orang gue belajar buat UN besok. Wle :p”
“Terus, kok lo bisa tau?”
“Dari mama lo. Pergi sama siapa lo?”
“Mau tau aja, apa mau tau banget? Kepo lo. Gue pergi sama Yuan ke pameran foto.”
“Ngapain sih lo maen sama dia? Gak penting tau. Mending sama gue yang udah jelas bibit, bebet, bobotnya. Apaan ama bocah bau kencur kayak gitu.”
“Heeee. . . Lo cemburu ya? Ngaku aja lo. Omongan lo tuh kayak mama gue. Dasar tua.” Ejek Kayla sedikit pada Raga.
“Iya gue cemburu. Enakan yang udah tua. :p Eh kalau gue bukan tua, tapi dewasa J.” Celoteh Raga sambil sedikit membela dirinya.
“Terserah lo deh!”
                Di perjalanan berangkat, di perpus, perjalanan pulang, dan setiap mereka bersama, selalu saja berdebat. Tapi lama-kelamaan keduanya saling menyimpan rasa. Sebenarnya sudah dari lama mereka mempunyai perasaan yang sama. Hanya saja Key tidak pernah menggubris perasaannya yang terkadang aneh itu kepada Raga.
                Raga yang sejak awal memiliki rencana untuk melamar Key saat sekses nanti sepertinya akan terwujud. Tapi entah bagaimana dengan Nomi yang memiliki rencana sama seperti Raga.
                Setahun berlalu. Kini Raga sudah mencapai cita-citanya untuk menjadi orang sukses. Tapi bukan menjadi manager di perusahaan ayahnya melainkan menjadi Guru Olah Raga di sekolahnya dulu.
                Sekarang Key yang akan berjuan menghadapi UN untuk mencapai nilai yang baik dan lulus dari sekolahnya.
                Besok akan di mulai Ujian Nasional tersebut. Key berharap dirinya lulus dengan nilai yang memuaskan. Hari ke hari terus berjalan tanpa terasa. Saat hari terakhir Kayla merasa rindu kepada mantan kakak ketua OSIS sekolahnya yang sekarang menjadi Guru Olah Raga itu. Entah bagaimana rasa rindu yang dialaminya sekarang ini bisa menyerangnya. Dan tiba di suatu malam Raga mengirimnya pesan lewat hand phone. Isi pesannya itu adalah ajakan Raga untuk bertemu dengan Key. Hati key merasa seperti sedang terbang di atas langit biru nan indah. Ternyata dirinya tidak sia-sia menyimpan rasa rindunya kepada Raga.
“Tante. . . Gimana kabarnya?”
“Baik, Ga. Kerja dimana sekarang? Makin ganteng aja. Udah ada calonnya belum? Kalau belum, Kayla juga masih single kok. Hehehe…”
“Jadi guru tante. Tante bisa aja. Oiya, Kaylanya ada tante?”
“Ada, lagi ganti baju. Gak ngisi perusahaan ayah kamu, Ga? Sayang lho!”
“Raga gak ada minat tante. Lagian Raga gak mau nyusahin ayah. Raga pengen nyari uang dari hasil keringet Raga sendiri.” Jelasnya panjang lebar.
“Wah, bagus itu. Sip deh, tante bantu doa. Tuh Kaylanya. Tante tinggal dulu ya. Masak belum selesai.”
“Iya tante.”
                Ketika melihat Kayla yang sekarang, rasanya Raga ingin memeluknya karena paras wajahnya yang semakin manis, cantik, dan dewasa. Senyum dan tatapannya yang selalu membuat jantung Guru Olah Raga ini meleleh.
“Hei Ga. Gimana kabar lo?”
“Baik. Lo sendiri?”
“Baik kok pak guru.” Canda Kayla menghangatkan suasana.
“Karena gue sekarang guru lo, berarti lo harus nurut sama gue. Yuk berangkat!”
“Wah, lo jadi guru malah manfaatin jabatan. Parah lo Ga. Gue ijin mama dulu bentar. Maaa? Key pergi dulu ya!”
“Iya, hati-hati Key!” Sahut mamanya yang sibuk masak di dapur.
                Tak dimana, tak dimana. Apabila sudah bertemu, mereka berdua selalu saja berdebat. Padahal hanya masalah sepele. Tapi suasana menjadi sedikit melow saat Raga mengeluarkan kotak kecil yang berisi lingkaran sempurna berwarna emas untuk dipakai di jari manis. Tiba-tiba situasi menjadi hening dan sedikit menegangkan untuk Kayla. Saat melihat Raga mengeluarkan kotak kecil itu, hari dan jantung Key mulai berdegub kencang. Apakah sekarang? Pertanyaan yang selalu melintas di pikiran Key saat ini hanya itu.
“Key, would you be my wife?”
                Key terkejut. Dia tak tahu harus menjawab apa. Rasanya tidak setegang dulu saat Yuan menyatakan perasaan kepadanya. Setelah diam beberapa menit, akhirnya Key mendapatkan jawabannya.
“Yes, I want became your wife.”
“Thanks Key.” Sambil memakaikan cincinnya di jari manis Key dan mengecup kening Key.
                Sekarang mereka sudah resmi bertunangan. Saat di rumah, Key menceritakan semua kronologis kejadiannya saat itu pada mama. Dan saat itu pula mama Key merasa bahagia karena anaknya akhrinya dapat menemukan kebahagiaannya sendiri.
                Saat akan tidur, kening Key di kecup untuk yang kedua kalinya oleh mama. Mama Key berharap Raga bisa menjaga putrid sematawayangnya ini dengan baik. Sambil meneteskan air mata kebahagiaan, ada kata-kata yang keluar dari bibir mama I LOVE YOU Kayla.
                Keesokan harinya, Nomi datang untuk melamar Key. Betapa bahagianya Nomi, akhirnya dia bisa bertemu dengan Key kembali setelah sekian lama jauh darinya.
“Permisi tante, ini Nomi. Kaylanya ada tante?”
“Oh Nomi. Ayo masuk, Nom! Sebentar, Keynya tante bangunin dulu. Biasa, dia mah males bangun kalau libur gini.”
                Mama Key segera menaiki anak tangga satu persatu menuju kamar Key. Dirinya heran, anaknya begitu banyak digemari laki-laki. Setaunua, Key itu anak cuek dan agak membosankan. Tapi, kenapa para kaum adama tetap saja ingin berlomba mendapatkan seorang Kayla. Entahlah. Mungkin mereka memiliki alasan masing-masing.
“Key, banging! Ada Nomi tuh.”
“Hah? Suruh tunggu aja. Key mau mandi dulu.”
“Ok.”
                Key mulai memiliki perasaan tidak enak dengan kedatangan Nomi ke rumahnya. Jangan-jangan Nomi akan melamarnya juga. Key bingun. Apa yang harus dikatakannya nanti bahwa dia sudah dilamar lebih dulu oleh Raga.
“Nom J Baru keliatan lagi, apa kabar?”
“Baik Key. Lo makin cantik aja.”
“Bisa aja. Ada apa ni maen ke rumah? Tumben-tumbenan?”
“Gini Key, gue dateng mau ngelamar lo. Lo mau gak jadi temen hidup gue? Karen, menurut gue, lo yang terbaik buat gue.” Nomi mulai menyatakan perasaannya pada Kayla.
Tuh kana pa kata gue. Oh tuhan, gue harus jawab apa nih ke Nomi?  Keluh Key dalam hati yang benar-benar sedang dalam keadaan rumit.
“Key?”
“Eh, iya Nom?”
“Gimana jawabannya?”
“Nom, bukan gue mau nolak. Tapi, lo telat. Minggu besok, gue bakal ngelangsungin acara pernikahan. Baru aja gue mau ke rumah temen-temen buat nganterin undangan termasuk lo. Eh, lo nya udah datang duluan. Ya udah biar gak ribet, nih sekalian. Datang ya J! Sekali lagi gue minta maaf banget. Udah dulu ya, Nom! Gue mau beberes. Daah…!”
“Ok.” Jawab Nomi dengan nada sedikit putus asa.
                Tuhan, gue ngerasa bersalah banget sama Nomi. Biarin ah, suruh siapa juga telat. Gerutu Key dalam hati.
                Tak terasa akhirnya sampai disaat-saat yang ditunggu. Hari minggu ini, Key dan Raga akan melangsungkan pernikahan. Pernikahan mereka diadakan di sebuah gedung megah. Disana tampak Yuan dan Nomi membawa pasangan mereka masing-masing.
“Ga, gak nyangka ya kita jodoh?”
“Iya, Key. Gue saying banget sama lo. Gue gak akan nyakitin lo.” Janjinya sambil memeluk Keyla.
                Sekarang Raga dan Key tinggal di perumahan elit Grand Delton daerah Bandung. Key memiliki 2 anak yang sepasang. Raka dan Gisha namanya. Dan juga mama Key yang tinggal bersama Key di Bandung. Mereka kini menjadi keluarga bahagia J
--THE END--





BY : Shaqilla S.R